Jakarta, Aktual.com – Banjir bandang menerjang Pandeglang, Banten, sejak Minggu (24/7). Status tanggap darurat pun dinyatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan status tanggap darurat Pandeglang ditetapkan hingga 6 Agustus 2016.
Kata dia, banjir di Kecamatan Labuan dan Kecamatan Carita, Pandeglang, disebabkan tingginya intensitas hujan di wilayah hulu, bersamaan dengan pasangnya air laut.
Saat ini upaya pembersihan jalan dari material lumpur yang terbawa banjir terkendala kurangnya dump truck. Kata Sutopo, saat ini mendesak dibutuhkan alat berat, alat pertukangan, logistik dan air bersih.
Tiga jembatan juga dilaporkan putus diterjang banjir. Namun sebanyak 285 Kepala Keluarga atau 988 jiwa dilaporkan sudah kembali ke rumah.
Begitu juga empat orang yang dilaporkan menjadi korban tewas, juga sudah dimakamkan. Kata Sutopo, mereka diduga meninggal akibat kekurangan oksigen. “Atau terlalu banyak menghirup karbon monoksida,” ucap dia.
Sementara itu, Selasa (26/7), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten menyebut banjir masih menggenang hingga siang di beberapa daerah di Banten.
Tercatat ada 2.209 rumah warga yang terendam, 181 rusak berat dan 50 rumah hilang. Kepala BPBD Banten Sumawijaya mengatakan di wilayah Kecamatan Anyer ada sekitar seribu rumah yang terendam.
“Sampai saat ini masih banyak warga yang mengungsi di sekolah-sekolah dan tempat ibadah di Anyer,” kata dia, Selasa (26/7) siang.
Banjir bandang menerjang pesisir pantai Selat Sunda. Yakni di tiga wilayah Banten: Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon.
Sedangkan longsor dilaporkan terjadi di dua titik, yakni: Kampung Cikutu, Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, dan di Kampung Cikurai Desa, Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Hujan juga membuat sejumlah titik di Palan Palima (Kota Serang)-Cinangka (Kabupaten Serang) tertimbun tanah.
Artikel ini ditulis oleh: