Dua anak mengisi jeriken dari sumber mata air di desa Sanleo, Kobalima, Malaka, NTT, Jumat (10/10). Akibat musim kemarau yang berkepanjangan warga harus mencari sumber air sejauh tiga kilometer dari desa asalnya. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/pd/15

Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi mengatakan berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan di Indonesia harus dilakukan dengan cara-cara yang terukur dan terstruktur sehingga setiap tahun wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan semakin berkurang.

“Misalnya ada provinsi atau kabupaten/kota yang memiliki potensi kekeringan, harus ada data dan peta berapa jumlahnya dan berapa infrastruktur yang diperlukan untuk mengatasi setiap tahun,” kata dia di Jakarta, Jumat (5/7).

Dody mengatakan salah satu praktik terbaik mengatasi kekeringan dilakukan oleh BPBD Jawa Timur. Pada 2013, mereka mendata dan memetakan terdapat 900-an wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.

Setiap tahun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan upaya-upaya mengatasi kekeringan seperti membangun embung-embung dan membuat sumur bor.

“Saat ini, wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan di Jawa Timur sudah jauh berkurang, kurang dari 100 wilayah yang harus waspada menghadapi kekeringan,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh: