Tangerang, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Suhardi Alius, menyatakan paham radikal disebarkan melalui dunia maya dengan sasaran utama remaja secara langsung maupun tidak langsung.
“Karena banyak beredar video kekerasan dan propaganda yang dapat memengaruhi pemikiran remaja yang labil,” katanya di Tangerang, Banten, Rabu (25/4).
Suhardi mengatakan pada acara penutupan Pelatihan Duta Damai di Dunia Maya Provinsi Banten dalam rangka pencegahan terorisme.
Dia menambahkan untuk mengatasi terorisme adalah dengan ideologi karena para teroris menjadikan dunia maya sebagai tempat yang nyaman untuk melakukan propaganda.
Menurut dia, untuk melawan propaganda dunia maya maka para remaja harus cerdas menyikapi dengan selalu berpegang pada pesan perdamaian.
“Kekerasan tidak memecahkan masalah terorisme tapi dengan pendekatan secara lembut, perlahan dapat diterima berbagai pihak,” katanya.
Namun Suhardi sudah beberapa kali diundang berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan Yordania untuk menyampaikan masalah terorisme.
Saat ini, pengguna telepon selular (ponsel) pintar di Indonesia sekitar 371 juta dan lebih dari itu merupakan penguna internet, dominan anak “zaman now” maka paham radikalisme itu disebarkan melalui ponsel.
“Hal ini merupakan jumlah yang lebih banyak dari penduduk di Indonesia sekitar 260 juta jiwa,” katanya.
Pihaknya pernah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menghapus konten berbau paham radikal akhirnya disetujui.
Suhardi juga mengukuhkan 60 remaja Banten sebagai peserta dan mereka membuat lima webdite, yakni benteng.dutadamai.id, ruangriung.id,jawara.dutadamai.id, culasatu.id, dan sorosuwan.id.
Kelima website yang dibuat para remaja tersebut merupakan nama dari kearifkan lokal khas Banten.
Kelima website itu akan bergabung dengan Pusat Media Damai (PMB BNPT) dalam menyuarakan perdamaian dalam rangka pencegahan terorisme di dunia maya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: