“Emosional anak muda masih belum stabil, sementara di satu sisi pengetahuannya ingin maju terus sehingga sangat rentan disusupi paham-paham semacam itu,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
Namun, Suhardi juga tidak memungkiri bahwa belakangan ini kaum perempuan dan anak-anak pun mudah terpengaruh paham radikal yang berujung pada tindakan terorisme. Teror bom Surabaya beberapa waktu lalu menjadi bukti nyata.
“Ternyata orang (kelompok teroris) juga melirik wanita. Modus operandi itu bergerak dinamis sekali melihat kultur kita, perempuan dan anak-anak sudah mulai didekati,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid