Jakarta, Aktual.co — Bos minyak terbesar BP, Bob Dudley mengatakan, harga minyak dunia melemah hingga tiga tahun kedepan.
Dia menambahkan bahwa harga gasoline Inggris bisa di bawah 1 poundsterling per liter.
Hal ini membawa dampak akan banyaknya kehilangan pekerjaan dan jatuhnya investasi industri minyak Korea Utara dan di negara lainnya, menahan pasokan, dan membuat harga lainnya jatuh.
Perusahaan minyak asal Italia, Eni memperingatkan bahwa harga minyak bisa mencapai USD200 per barel jika kartel OPEC gagal memangkas pasokan.
Eksekutif Direktur Eni, Claudio Descalzi, mengatakan industri minyak dapat mengurangi belanja modal hingga 10-13 persen pada tahun ini, karena harga minyak yang anjlok.
Dia mengatakan akan menciptakan kekurangan jangka panjang dan kenaikan harga yang tajam dalam waktu 4-5 tahun.
“OPEC seperti bank sentral minyak yang harus memberikan stabilitas harga minyak untuk dapat berinvestasi dengan cara yang reguler,” ujar Descalzi dalam Forum Ekonomi Dunia seperi dilansir BBS Business, Rabu (21/1).
Politisi, ekonom, dan pemimpin industri di Davos telah menyuarakan kekhawatiran mereka atas dampak harga yang lebih rendah. Total dan BHP Billiton, keduanya juga mengatakan bahwa mereka akan memotong kembali proyek-proyek minyak shale.
Gubernur Bank Rakyat China, Zhou Xiaochuan mengatakan harga minyak yang rendah bisa memperlambat pembangunan proyek energi terbarukan di China.
“Kami khawatir bahwa sinyal harga dapat memberikan disinsentif jenis energi baru untuk mengembangkan dan bisa mengurangi investasi dalam energi non-fosil baru,” kata dia.
Namun dia menambahkan bahwa harga yang lebih rendah akan baik bagi perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Pasalnya, China selama ini tergantung pada impor minyak dan gas.
Sekjen OPEC, Abdullah al-Badri juga berbicara di Davos dan membela keputusan kelompok untuk tidak memotong output.
“Semua orang mengatakan kepada kita untuk memotong output. Tapi saya ingin bertanya, apakah kami memproduksi dengan biaya yang lebih tinggi atau biaya yang lebih rendah?” tanya dia.
“Kita memproduksi minyak dengan harga yang lebih rendah biaya dan kemudian menghasilkan biaya yang lebih tinggi,”
“Kami akan kembali normal dalam waktu dekat,” katanya.
Harga minyak telah tenggelam hampir 60 peraen sejak Juni hingga di bawah USD50 per barel karena pasokan yang banyak.
Harga dipercepat setelah OPEC memutuskan pada bulan November untuk tidak memotong produksi.
Artikel ini ditulis oleh:













