Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno layak untuk direshuffle lantaran tidak mampu memberikan prestasi yang nyata bagi BUMN-BUMN.
“Kalau melihat kinerja dia secara keseluruhan dalam mengelola kementerian BUMN, dia sangat layak untuk di ganti karena memang ditangan dia BUMN masih begini-begino aja. Belum lagi banyak keputusan kontroversial yang dia ambil termasuk penunjukan dirut-dirut BUMN tersebut,” kata Mamit saat berbincang dengan Aktual di Jakarta, Rabu (8/7).
Ia menjelaskan, persoalan penunjukan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto yang memiliki latar belakang sebagai orang semen (Eks Dirut PT Semen Indonesia).
“Menurut saya itu kurang tepat, karena dibutuhkan waktu untuk adaptasi cukup lama sehingga kebijakan-kebijakan strategis yang harus diambil juga memakan waktu yang lama,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, dengan latar belakang yang berbeda maka kemungkinan terjadinya “disetir” oleh pihak lain terkait kebijakan yang diambil sangat mungkin terjadi. “Belum lagi terkendala lobi-lobi politik yang kurang kepada pemegang kebijakan baik itu pemerintah melalui Menteri ESDM maupun DPR”.
Dirinya berpendapat, kinerja Pertamina dibawah Dwi Soetjipto masih sangat kurang bahkan mencuat kabar bahwa diinternal Pertamina sendiri kurang solid karena belum ada arahan yang jelas mengenai kinerja perseroan.
“Tapi karena penunjukan Pak Dwi tidak murni profesionalisme dia yang diambil, melainkan lebih kepada politik kepentingan pihak tertentu maka ini yang terjadi sekarang, banyak yang kurang maksimal seperti blok Mahakam dan revisi UU migas,” tuturnya.
Ia menambahkan, terkait pembubaran Petral juga terlihat lebih kepada pencitraan karena desakan masyarakat yang cukup besar sementara esensi untuk memberangus mafia migas tidak ada.
“Kenapa tidak ada, karena sampai saat ini orang yang disebut mafia migas tersebut tidak pernah terungkap ke publik, jadi seharusnya pembubaran Petral langsung membawa dampak yang positif paling tidak masyarakat tahu siapa mafia tersebut. Apalagi saat ini ISC yang memegang kendali, dimana kemungkinan terjadinya mafia-mafia baru sangat besar karena kewenangan ISC sangat besar dalam proses pembelian migas kita,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka