Jakarta, Aktual.com – Mantan Wakil Presiden Boediono menyarankan pemerintah belajar dari penanganan krisis di masa lalu, agar ketahanan ekonomi lebih siap dalam menghadapi gejolak dan mengatasi berbagai persoalan sosial lainnya.
Kata dia, tindakan pengamanan terhadap datangnya krisis harus diputuskan secara cepat, agar tidak menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar keuangan dan masyarakat.
“Situasi yang cepat berubah dalam krisis membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan,” kata Boediono di Jakarta, Selasa (22/9).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mencontohkan penanganan saat krisis finansial yang dialami Indonesia di tahun 1997-1998. Saat itu, kata dia, pengambilan keputusan didasarkan dengan terburu-buru dan tidak layak. Akibatnya, Indonesia justru makin terjerumus dan konsekuensinya malah memberatkan masyarakat.
“Dalam waktu tiga bulan pada 1997-1998 kita tidak mempunyai kebijakan yang layak, padahal pada waktu itu krisis sudah berlangsung. Situasi pun makin memburuk dan bank-bank terancam,” ujar dia.
Namun, lanjut Boediono, pengalaman dari penanganan krisis di tahun 1997-1998 menjadi pelajaran untuk penanganan krisis di tahun 2008. “Kita belajar dari periode itu dan kita lebih baik dalam menangani krisis pada 2008 dengan respon bagus,” klaim dia.
Sambung dia, yang terpenting dilakukan saat kriris adalah meminimalkan ketidakpastian. Sebab banyak ketidakpastian selama proses pengambilan keputusan.
Lebih jauh dia mengatakan antisipasi terhadap kemungkinan datangnya krisis harus dilakukan sejak jauh hari pada masa normal. Dan komunikasi antar otoritas terkait pada masa itu harus lebih efektif agar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan informasi yang memadai serta akal sehat.
“Pelajaran berharga ketika terjadi krisis adalah pengambilan keputusan harus diambil oleh ‘right person in the right place’ dan prosesnya harus dimulai pada saat situasinya normal karena bertahan dari krisis tidak mudah, dan secara realistis kita juga harus meminimalisir ‘cost’,” ujar Boediono.
Artikel ini ditulis oleh: