Personel Brimob Polda Kaltim mengamankan lokasi ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). Ledakan bom tersebut menyebabkan lima orang terluka yang semuanya merupakan masih anak-anak, empat diantaranya mengalami luka bakar parah dan seorang terduga pelaku peledakan berhasil ditangkap warga. ANTARA FOTO/Amirulloh/pras/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa mengaku aneh dengan kejadian dugaan terorisme dalam bentuk pelemparan bom molotov di Gereja Oikoumene, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Sebab, pelaku pelemparan bom tersebut diduga mantan pelaku teror yang telah selesai menjalankan masa tahananya di lembaga pemasyarakatan.

“Artinya, itu kan dalam pengawasan BNPT‎, kalau ada yang melakukan bom lagi, berarti kan pengawasan itu gagal,” kata Desmond saat dihubungi, di Jakarta, Senin (14/11).

Selain itu, aksi terorisme ini harus dilihat secara gamblang dan transparan apakah murni kegiatan teror atau justru ada tujuan pengalihan isu semata.

“Di tengah kondisi hari ini yang suasana politik agak panas, akibat demo tanggal (4/11) dan sampai sekarang masih terasa, apakah ini bukan daripada mainan? Yang memainkan ini siapa? Apakah kelompok-kelompok yang katanya teroris itu mencari momen ini untuk membesarkan organisasi mereka? atau ini mainan dari kekuasaan juga?,” papar politikus Gerindra itu.

Karenanya, ia menegaskan untuk berhati-hati dalam menyimpulkan kasus pengeboman yang dilakukan mantan residivis tersebut.

“Berhati-hati, jangan polisi mevonis-vonis orang sebelum jelas. Belom proses pengadilan, sudah menghukum orang sebagai teroris, ini yang menurut saya nggak sehat,” tandas dia.[Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid