Jakarta, Aktual.com – Di balik gemerlap peluncuran 80 ribu unit “Koperasi Merah Putih” oleh Presiden Prabowo Subianto di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7), suara peringatan keras justru datang dari kalangan ahli ekonomi. Lembaga riset ekonomi Center of Economics and Law Studies (Celios) membongkar potensi ancaman laten dari program ambisius ini: korupsi sistemik dan gagal bayar jumbo yang bisa menghancurkan fondasi ekonomi desa.
Peneliti ekonomi Celios, Rani Septyarini, secara gamblang menilai bahwa ekspansi koperasi desa dan kelurahan yang dipaksakan tanpa penilaian risiko menyeluruh akan berujung pada kehancuran ekuitas koperasi dan beban keuangan negara.
“Kalau dipaksakan, lonjakan kredit bisa berubah menjadi tekanan cadangan kerugian, dan pada akhirnya menggerus ekuitas. Ini bukan hanya risiko keuangan, tapi bom waktu,” tegas Rani dalam pernyataannya, Senin (21/7).
Data Celios menunjukkan bahwa 59,42 persen koperasi di Indonesia masih tergolong usaha mikro dengan omzet di bawah Rp300 juta per tahun. Artinya, koperasi-koperasi tersebut rentan ketika dipaksa tumbuh secara instan tanpa penguatan fundamental portofolio dan likuiditas.
Celios Bongkar Potensi Skandal Keuangan
Tak hanya itu, Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, membeberkan temuan mengerikan: potensi penyelewengan dana pinjaman koperasi merah putih sangat besar dan bisa menjadi ladang baru korupsi.
“Program ini membuka celah penyalahgunaan dana yang masif. Tanpa pengawasan ketat dan akuntabilitas, ini akan menjadi replikasi dari skandal-skandal keuangan masa lalu,” kata Huda.
Dalam riset internalnya, Celios memproyeksikan potensi risiko gagal bayar hingga Rp85,96 triliun selama enam tahun masa pinjaman, dengan desa sebagai pihak yang harus menanggung dampaknya.
“Pemerintah seharusnya memanfaatkan badan usaha desa seperti BUMDes atau swasta lokal yang sudah terbukti kinerjanya. Jangan mengorbankan sistem ekonomi desa yang sudah mulai stabil,” tambah Huda.
Prabowo Optimistis, Tapi Celios Peringatkan Bahaya Struktural
Dalam siaran langsung yang dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Presiden Prabowo meluncurkan program koperasi merah putih secara simbolis.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini, Senin 21 Juli 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia meluncurkan kelembagaan 80.000 koperasi desa dan kelurahan merah putih,” ujar Prabowo dengan lantang.
Menurut Prabowo, koperasi akan menjadi alat bagi masyarakat untuk memperkuat ekonomi bersama dan melepaskan diri dari ketergantungan pada oligarki ekonomi.
Namun, para pengamat menilai bahwa langkah ini justru membuka celah kerapuhan sistemik baru. Celios menekankan bahwa stimulus kredit harus diarahkan pada koperasi yang sudah terbukti sehat, bukan pada proyek masif yang minim akuntabilitas.
Redaksi Aktual.com akan terus menginvestigasi jejak dana dan pelaksanaan di lapangan untuk memastikan apakah “koperasi merah putih” benar-benar membangun bangsa, atau justru akan menjadi catatan kelam baru dalam sejarah ekonomi Indonesia.

















