Semarang, aktual.com – Artis kawakan Warkop DKI, Indro atau dengan pemilik nama asli Indrodjojo Kusumonegoro angkat bicara soal kasus prostitusi yang melibatkan artis Nikita Mirzani dan eks finalis Puteri Indonesia 2014 Puty Revita yang tertangkap tangan tanpa busana bersama laki-laki di sebuah kamar hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (10/12) sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurutnya, perilaku tak etis dua artis itu tak jauh beda dengan tertangkapnya bisnis prostitusi lainnya. Secara kebetulan, dua orang yang menjadi korban bisnis prostitusi itu adalah seorang artis, sehingga terkesan heboh. Dengan begitu, terkesan menyudutkan perilaku artis yang tidak baik dan etis tersebut.
“Ini jadi enggak fair kan, karena seharusnya dibedakan antara NM sebagai artis dan kasus prostitusinya. Kok enggak adil banget ya. Kalau artis diginiin. Tapi yang lainnya tidak. Padahal yang diadili ujung-ujungnya hanya germonya,” kata pentolan grup lawak Warkop DKI itu saat konferensi pers audisi SUCI 6 di Semarang, Jumat (11/12).
Dirinya menyayangkan derasnya pemberitaan media massa secara besar-besaran menyudutkan rekan seprofesinya tersebut. Dalam kasus itu, mestinya publik harus melihat kacamata antara pelaku artis atau kasus prostitusinya.
Menurut dia, profesi artis sebagai idiom. Begitu terungkap langsung menarik simpati publik yang selalu dicibir dan diperbicangkan.
“Sekarang gini aja, NM sama saya lama mana jadi artis?. Hanya saja dia itu artis sensasional. Makanya informasi yang beredar kedengarannya absurt,” ujar aktor film Comic 8 ini.
Atas kejadian itu, dia menilai bangsa ini mengalami degradasi kemunduran bermoral. Lelaki kelahiran 1958 silam sangat mendukung pemberantasan prostitusi di kalangan artis, karena sejalan dengan revolusi mental presiden Joko Widodo. “Saya sarankan ini terus dijalankan karena sesuai dengan Revolusi Mental-nya Presiden Jokowi,” imbuh Indro.
Pihaknya meminta pemerintah membuat regulasi dalam menangani kasus-kasus prostitusi artis, sehingga tak terulang kembali. Selain itu, memperbaiki sistem yang sudah ada dengan pendidikan budaya Indonesia.
“Tapi kalau kita mau perbaiki seperti itu, ya kita harus punya konsep pendidikan yang jelas,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh: