Direktur Utama BEI Tito Sulistio (tiga dari kanan) bersama jajaran direksi BEI terpilih (ki-ka): Hosea Nicky Hogan Gan, Samsul Hidayat, Sulistyo Budi, Hamdi Harssyarbani, Chaerudin Berlian, dan Alpino Kianjaya (kanan), usai menggelar RUPST Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (25/6). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menunjuk Tito Sulistio sebagai Direktur Utama PT BEI periode 2015-2018. Tito ditunjuk menggantikan Ito Warsito yang akan lengser pertengahan tahun ini.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menilai krisis utang Yunani berpotensi memberikan dampak psikologis yang negatif bagi investor.

“Kalau saya lihat, utang Yunani yang jatuh tempo itu ada unsur politik yang ‘unpredictable’ dan ‘psychological effect’-nya lebih menakutkan daripada dampak nilainya,” ujar Tito Sulistio di Jakarta, Senin (29/6).

Kendati demikian, menurut dia, sejauh ini investor di Indonesia belum terlalu terpengaruh oleh situasi krisis utang di Yunani dikarenakan perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih memiliki pertumbuhan kinerja.

“Akumulasi saham oleh pelaku di pasar modal Indonesia masih cukup bagus,” ucapnya.

Dalam menjaga pasar modal yang kondusif, Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya akan fokus untuk memperkuat portofolio emiten, salah satu caranya dengan menambah jumlah emiten baru terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Saat ini hanya ada 10 emiten besar saja yang menguasai sekitar 52 persen nilai kapitalisasi pasar modal, itu tidak sehat,” katanya.

Kemudian, lanjut dia, memperkuat posisi perusahaan sekuritas sehingga dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dan, meningkatkan pengawasan terhadap transaksi di bursa.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka