Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Gatot M Suwondo menilai perkembangan kondisi politik di dalam negeri akan memengaruhi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan perbankan.

“Faktor politik yang dinamis akan menyulitkan dalam melakukan pengembangan bisnis. Setiap lima tahun terjadi pemanasan suhu politik,” ujar Gatot di Jakarta, Jumat (7/11).

Gatot menuturkan, dibandingkan dengan faktor politik, sejauh ini faktor ekonomi sudah relatif terkelola dengan baik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi harus ditopang dengan stabilitas politik yang berkelanjutan.

Partai politik pendukung pemerintah dan partai oposisi diharapkan bisa melaksanakan perannya sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

“Tetapi, pertumbuhan ekonomi membutuhkan faktor lain sebagai pendorong, yaitu infrastruktur yang memadai,” ujar Gatot.

Dari pihaknya sendiri, saat ini tengah fokus untuk membiayai pengembangan infrastruktur, karena hal tersebut mutlak dilakukan sebuah negara dalam upayanya menopang pengembangan ekonomi nasional.

“BNI masih menjadi fasilitator untuk membiayai pembangunan infrastruktur,” ujar Gatot.

Ia menambahkan, meski prospek ekonomi tahun 2015 akan lebih baik, namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi.

“Setidaknya, kita sudah didukung oleh jumlah penduduk yang besar, kelas menengah tumbuh, usia produktif besar dan peringkat investasi yang baik,” kata Gatot.

Tantangan eksternal yang harus dihadapi Indonesia yakni terkait dengan normalisasi kebijakan moneter Federal Reserve AS, suku bunga ultra-rendah di Eropa, koreksi ekonomi Tiongkok, kondisi geopolitik Ukraina.

“Kalau dari internal, ada risiko yang akan melonjak, apabila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta meningkatnya utang luar negeri swasta yang tidak di-hedging,” kata Gatot.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka