Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (kiri) berjalan keluar usai pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9). Kedua pihak membahas persiapan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia (World Bank) pada 2018 di Nusa Dua Bali. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menilai pembangunan infrastruktur merupakan kunci bagi masa depan Asia yang lebih baik.

“Bagi ekonomi perbatasan, perbaikan jalan, kereta api, dan pelabuhan, serta pasokan baru air dan listrik, akan menjadi semacam tonggak pembangunan. Bagi negara berkembang, kota layak huni dengan transportasi umum yang baik dan jaringan IT yang canggih, dapat membantu menghindari dari “jebakan kelas menengah”,” ujar Lagarde di Jakarta, Rabu.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan bahwa kebutuhan infrastruktur Asia selama satu dasawarsa ke depan akan mencapai 8,3 triliun dolar AS.

Menurut Lagarde, hal itu berarti memerlukan dana pemerintah yang cukup besar, sehingga langkah pertama adalah investasi publik yang lebih banyak dan memiliki target yang lebih baik.

“Dengan kata lain, belanja infrastruktur yang efisien, yang menyerukan kebijakan fiskal yang kuat, sesuatu yang dapat IMF bantu, termasuk perencanaan yang matang, kontrol belanja yang efektif, dan peningkatan mobilisasi penerimaan pajak,” kata Lagarde.

Namun, lanjut Lagarde, uang pemerintah tidaklah cukup. Ia menilai infrastruktur juga memerlukan pasar modal untuk menyediakan sumber-sumber baru pembiayaan swasta, termasuk modal risiko dari dana infrastruktur yang dapat dijual kepada investor jangka panjang. Hal itu juga mensyaratkan adanya asuransi kredit.

Lagarde menambahkan, investasi swasta juga harus dibangun di atas dasar lingkungan bisnis yang menarik. Hal tersebut juga bermakna bahwa pemerintahan juga harus mendukung dengan aturan yang transparan dan dirancang dengan baik serta intoleran terhadap korupsi.

“Hal ini dapat memperkuat ekspektasi bahwa risiko dan hasil yang didapat akan mencapai keseimbangan yang tepat,” ujar Lagarde.

Artikel ini ditulis oleh: