Bogor, Aktual.com – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofyan Basir mengklaim jika pihaknya telah mempersiapkan antisipasi terhadap menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
Kepada wartawan, ia mengaku telah memperhitungkan dampak dari kenaikan dolar terhadap biaya operasional PLN. Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara Kementerian BUMN di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/6).
“Kita sudah persiapkan soal, itu kita dapat dana dari pemerintah,” kata Sofyan.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang tengah anjlok. Nilai tukar dolar AS bahkan sempat menyentuh Rp 14.000 dalam seminggu terakhir, meskipun pada pada akhir pekan ini ditutup pada Rp 13.890.
Sofyan menjelaskan pihaknya sudah mendapat bantuan dari pemerintah mengenai adanya kenaikan biaya operasional akibat dolar yang saat ini tengah menguat. Namun ia enggan menyampaikan penjelasan lebih rinci terkait bantuan pemerintah tersebut.
“Belum, belum (soal subsidi) soal itu nanti kita diskusikan,” jelas dia.
Sementara itu jelang persiapan pasokan lebaran, pihaknya sudah mepersiapkan 20.000 personel yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengamankan keandalan pasokan listrik.
“Ada 20.000 untuk tanggap darurat, seluruh perlengkapan persiapan sudah dilakukan mudah-mudahan persiapan sudah berjalan dengan baik,” kata dia.
Sofyan menjelaskan persiapan petugas tanggap darurat ini akan siaga 24 jam yang selama seminggu sebelum lebaran dan seminggu sesudah lebaran.
“Jumlah pekerja itu (sudah dibagi untuk siaga) 24 jan sampai 14 hari,” jelas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan