Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin membawa seluruh pimpinan direksi Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tambang untuk dinas perdana ke London, Kerajaan Inggris, dalam rangka penunjukan Indometal London Ltd. sebagai anak perusahaan bersama melakukan pemasaran dan perdagangan produk tambang dan turunannya melalui London Metal Exchange (LME).

Dalam sesi bersama media internasional di London, yang dilaksanakan bersama Young Indonesian Professionals Association (YIPA) di Inggris, Budi Sadikin mempaparkan tiga mandat utama untuk holding BUMN Tambang, yaitu mengembangkan pasokan tambang secara strategis melalui eksplorasi maupun akuisisi, dan meningkatkan nilai tambah produk tambang melalui hilirisasi.

Selain itu, menurut dia, meningkatkan kandungan lokal, serta menjadi perusahaan yang masuk Fortune 500 dengan brand yang kuat di mancanegara.

Budi Sadikin juga membahas bagaimana laba dan pendapatan tambang holding jauh lebih baik dengan konsolidasi dan sinergi sehingga akses pendanaan kedepan akan lebih baik dan efisien.

Laba bersih dan EBITDA konsolidasi pada Holding BUMN Tambang masing-masing tumbuh 132% dan 99% atau senilai Rp 2.9 triliun dan Rp4.7 triliun di kuartal pertama tahun ini dibandingkan Rp 1.3 triliun dan Rp 2.4 triliun pada kuartal pertama 2017, karena ditopang dengan meningkatnya kinerja Antam dan PTBA, kata Rendi A. Witular selaku Kepala Komunikasi Korporat Inalum.

Tren BUMN untuk menarik investasi di London melalui Komodo Bonds, yaitu surat utang bermata uang rupiah juga dibahas. Komodo Bonds perdana yang diterbitkan oleh Jasa Marga di London Stock Exchange pada Desember 2017 telah oversubscribed sebanyak empat kali dengan 7.5% kupon, yang menunjukan tingginya minat investor.

Komodo Bonds dapat membantu banyak BUMN untuk mengkases investasi asing dalam jumlah besar di London tanpa risiko pertukaran mata uang atau FX currency risk, ujar Steven Marcelino, yang sempat menggandeng London Stock Exchange mengadakan dialog dan resepsi bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan Inggris Phillip Hammond tanggal 19 Juni 2018.

Sementara itu, Direktur Utama PT Timah Riza Tabrani dan Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Arie Prabowo mempaparkan prioritas strategis dan potensi sinergi dari holding BUMN Tambang, termasuk inisiatif hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah produk produk tambang.

Adapun hilirisasi di industri pertambangan Indonesia penting untuk membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan nilai ekspor dari produk turunan tambang yang nilainya bisa melonjak lima kali lipat dari bahan mentahnya, ujar Budi Sadikin, yang mantan Direktur Utama Bank Mandiri.

Budi dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di sektor keuangan percaya Indonesia membutuhkan keseimbangan antara operasi hulu dan hilir sebagai nilai perlindungan yang natural, didukung anak perusahaan bersama di London untuk pemasaran dan perdagangan internasional.

Komunitas media internasional di London juga mendapatkan info terkini tentang rencana divestasi untuk Freeport Indonesia dan tambang Grasberg, dimana PT Inalum akan mengakuisi saham mayoritas senilai 51%.

Bloomberg memperkirakan tambang di Grasberg memiliki nilai berkisar di 14 miliar dolar Amerika Serikat (AS) karena memiliki cadangan emas terbesar di dunia dan kedua terbesar untuk tembaga. Tambang Grasberg memberikan kontribusi senilai 47% terhadap pendapatan Freeport Grup di tahun 2017.

Budi Sadikin menambahkan bahwa cukup optimis PT Inalum bisa menyelesaikan perjanjian yang sangat kompleks tersebut pada tahun ini.

Holding BUMN Tambang dibentuk secara resmi mengikuti PP no.47 tahun 2017, di mana PT Antam, PT Bukit Asam, dan PT Timah menjadi anggota holding dengan PT Inalum sebagai induk perusahaan.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta