Mataram, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat, menyebutkan jumlah wilayah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di provinsi itu meluas.
“Dari 10 kabupaten/kota itu ada 9 yang terdampak kekeringan, minus kota Mataram yang tidak kekeringan,” kata Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum pada Konferensi Nasional Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) XIII di Mataram, Selasa (12/9).
Ia menjelaskan, dari 9 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan di antaranya Bima, Dompu, Sumbawa Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Kota Bima sudah menetapkan status darurat kekeringan. Sedangkan, Kabupaten Lombok Utara dan Sumbawa belum menaikkan status darurat kekeringan, namun akan menyusul.
“Total jumlah desa yang terdampak sudah 320 desa dari 318 desa sebelumnya yang terdampak, dengan 124 ribu lebih kepala keluarga,” ujarnya.
Ia menuturkan, dari koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di prediksi kondisi tersebut masih akan terjadi sampai bulan Nopember.
“Kemungkinan Nopember baru akan turun hujan, sedangkan darurat kekeringan sampai 31 Desember 2017,” jelas Muhammad Rum.
Menurut dia, terkait kekeringan tersebut pihaknya sudah mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) sebesar Rp20 miliar untuk mengatasi persoalan kekeringan tersebut. Hanya saja, hingga hari ini belum juga mendapat tanggapan dari BNPB.
“Kami sudah menyiapkan anggaran siap pakai sebesar Rp3,5 miliar. Kalau yang usulkan ke BNPB belum ada,” terangnya.
Anggaran tersebut, lanjut Rum, digunakan untuk operasional terutama untuk menyuplai kebutuhan air bersih kepada desa-desa yang terdampak kekeringan.
“Yang bisa kami lakukan saat ini baru sebatas pada mendroping air,” tandasnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: