“Masyarakat membuat posko kita fasilitasi dari sisi logistik. Posko itu diantaranya di Piyungan tiga posko, yaitu di Desa Srimartani, Srimulyo dan Sitimulyo, kemudian di wilayah Pleret ada posko baik longsor maupun banjir,” terangnya.

Pendirian posko itu, di wilayah Bantul yang selama ini sudah menjadi kajian dari BPBD untuk diprioritaskan dibuat posko. Pendirian posko pun bersifat insidentil atau hanya bertepatan dengan musim hujan yang rawan potensi bencana itu.

“Posko sifatnya insidentil manakala musim hujan, jadi tidak setiap hari ada pokso. Posko dilengkapi alat komunikasi, disamping itu petugas berkeliling melihat potensi yang ada, sehingga sedini mungkin potensi itu bisa kita antisipasi,” lanjutnya.

Dia mengatakan di titik-titik rawan tanah longsor tersebut sebagian wilayah sudah diuji coba untuk pemasangan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini ketika ada tanda-tanda atau gejala tanah longsor.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara