Selain kecelakaan laut, kebakaran lahan juga terjadi di Desa Concong, Desa Sencalang, Kuala gaung, Mandah, Kempas Pengalihan keritang dengan total lahan yang terbakar sepanjang 100 Ha. Dan terakhir, musibah kebakaran pemukiman yang terjadi sebanyak 4 kali.
“Untuk kebakaran lahan, terjadi pada periode Januari-Februari, sedangkan lahan yang terbakar secara keseluruhan milik warga,” terangnya.
Yuspik mengatakan, sebagai upaya antisipasi ancaman bencana alam yang terjadi setiap tahun, BPBD Inhil telah mendirikan posko siaga bencana 24 jam serta menetapkan status siaga bencana karlahut yang ditetapkan sejak 26 Januari 2018 lalu.
“Tujuannya agar kita dapat memantau secara langsung wilayah yang rawan terjadi bencana alam. Selain itu, masing-masing daerah juga sudah memiliki mesin pemadam api untuk penanggulangan awal kebakaran lahan masyarakat,” ucapnya.
Kepada seluruh masyarakat Inhil, Yuspik mengimbau untuk segera menghubungi pihak BPBD jika mendengar adanya informasi bencana alam.
“Jangan ada lagi masyarakat yang takut melaporkan kejadian atau meminta bantuan penanggulangan bencana kepada kami (BPBD) dengan alasan pembiayaan, karena pada dasarnya kita sama sekali tidak memungut dana apapun dan dalam bentuk apapun,” ujar Yuspik.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara