Jakarta, Aktual.co — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memetakan kerentanan bencana yang sewaktu-waktu dapat menerjang ibu kota dengan tingkat kerugian tertentu serta bisa menyebabkan korban jiwa.

“Ancaman bencana terbesar di Jakarta adalah kebakaran. Tahun lalu peristiwa kebakaran yang terekam di atas 900 kejadian. Sementara tahun ini jumlahnya sudah di atas 700 kejadian kebakaran. Artinya bahwa ibu kota rentan terhadap peristiwa seperti ini,” kata Kepala Pelaksana BPBD, Bambang Musyawardana di Jakarta, Jumat (17/10).

Bambang mengatakan ancaman bencana selanjutnya adalah banjir yang terjadi akibat guyuran hujan dengan intensitas lebat dan dalam waktu lama, sehingga kawasan permukiman di daerah-daerah tertentu digenangi air.

Banjir pada Januari tahun lalu merendam sebanyak 124 kelurahan dan di tahun berikutnya pada bulan yang sama kembali merendam 67 kelurahan.

Potensi ancaman selanjutnya kata dia adalah terjangan angin puting beliung, epidemik penyakit, kegagalan teknologi, konflik sosial dan gempa bumi atau tsunami.

“Masing-masing punya dampak tersendiri. Ada yang bisa dicegah atau dimitigasi, ada juga yang tidak bisa diperkirakan seperti gempa bumi. Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah melakukan pencegahan sehingga tidak menimbulkan korban,” ujarnya.

Untuk mitigasi banjir misalkan, pemerintah provinsi melalui Dinas Pekerjaan Umum DKI jakarta telah membangun 3.600 sumur resapan masing-masing 3.500 sumur resapan dangkal dan 120 lainnya adalah sumur resapan dalam.

“Masing-masing ancaman akan kita petakan dimana lokasinya melalui dinas teknis terkait. Ancaman konflik misalkan akan kita minta bantuan dari polisi pamong praja untuk memetakan mana wilayah yang rawan. Dari situ dapat dilakukan langkah pencegahan misalkan dengan meningkatkan patroli,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid