“Kami berharap wilayah kekeringan di Kulon Progo tidak meluas. Semoga masih ada hujan yang mengguyur,” harapnya.

Kasi Konservasi Sumber Daya Air DPUPKP Kulon Progo Kuntarso memaparkan ada delapan proyek dikerjakan, antara lain pembangunan saluran tersier, saluran drainase Gendong, rehab jembatan Bendung Pekik Jamal, pembangunan jembatan operasional di Bendung Papah, rehabilitasi jalan inspeksi, pembangunan terowongan di aliran selokan Donomulyo kanan, saluran selokan Monggang, dan normalisasi saluran tanah di Donomulyo.

“Sudah mulai dikerjakan sejak awal Januari dan kami targetkan cepat selesai supaya produksi padi tidak terganggu. Jika memungkinkan, anak irigasi intake Kalibawang juga direhabilitasi berdasar usulan desa atau pihak lain asalkan dana tidak melampaui pagu,” ujarnya.

Dia menjelaskan pada 2018 lalu, beberapa proyek sarana dan prasarana fisik juga telah diselesaikan dalam tahun jamak. Proyek itu antara lain rehabilitasi saluran Talang Bowong di KM15 dan saat ini debit airnya dipertahankan pada level 7 meter kubik per detik. Adapun debit pada bangunan bagi Kemukus KM25 sebesar 3,5-3,8 meter kubik per detik.

Saluran itu juga berfungsi menunjang masa tanam (MT) I untuk golongan I, serta MT II golongan II T khususnya di Kejuron Donomulyo, Penjalin dan Papah serta Pengasih. “Sempat terjadi keterlambatan MT 1 Golongan 1 di Kejuron Kalibawang, Donomulyo dan sebagian Penjalin. Tapi, sekarang saluran sudah berfungsi,” kata Kuntarso. (*)

Artikel ini ditulis oleh: