Ilustrasi

Babel, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengimbau nelayan di daerah itu mewaspadai cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi hingga beberapa hari ke depan.

“Cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi hingga satu minggu ke depan karena ada siklon badai 92 atau 94w. Hujan lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang, akan terjadi di beberapa daerah Bangka Belitung secara merata baik itu di darat maupun perairan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Sabtu (4/2).

Menurut dia, sejak akhir 2022 hingga saat ini cuaca ekstrem masih terjadi hampir di seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Babel, yang masih sering dijumpai hujan lebat, angin kencang, dan gelombang air laut tinggi, sehingga harus lebih diwaspadai masyarakat.

Saat ini Babel telah memasuki musim pancaroba, di mana saat musim tersebut kondisi cuaca sulit diprediksi dan bisa berubah secara cepat.

“Untuk saat ini sudah mulai cuaca memasuki masa tenang, setelah beberapa hari lalu berat karena pasang laut tinggi yang dipengaruhi supermoon,” ujarnya.

Namun, kata dia, meskipun sudah sedikit lebih tenang masih ada fenomena badai siklon tropis di daerah Laut Natuna dan Laut Pasifik yang berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem.

Kondisi ini bisa dilihat di wilayah perairan arah Kabupaten Bangka Barat dan terbukti beberapa hari lalu sempat membuat penyeberangan kapal feri rute Tanjung Api-api ke Tanjungkalian dihentikan sementara, katanya.

Ia menambahkan untuk saat ini kondisi yang rawan ada di Kabupaten Bangka Barat karena berpotensi banjir laut pasang, untuk Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang juga ada potensi itu. Sedangkan di Belitung sudah sedikit berkurang karena sudah ada pembenahan infrastruktur.

“Kalau untuk Kota Pangkalpinang itu situasinya karena di pinggir laut dan memang tempat buangan air dari Bangka dan sebagian Bangka Tengah yang masuk ke wilayah Pangkalpinang, kemudian bertabrakan dengan pasang air laut. Itu yang berakibat cukup signifikan, jadi bisa dikatakan tujuh kabupaten dan kota di Babel berpotensi banjir,” katanya.

Ia mengingatkan masyarakat agar selalu memantau perkembangan cuaca yang dikeluarkan BMKG maupun dari BPBD.

“Jangan pernah menganggap remeh hal tersebut karena akan merugikan diri kita sendiri. Kami berharap masyarakat lebih berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,” kata Mikron.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra