Semarang, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bakal menetapkan status siaga darurat bencana tanah longsor di dataran pegunungan wilayah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, pada Oktober 2016.
Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana menyatakan status darurat longsor menyusul siklus musim hujan yang diprediksi puncaknya pada Januari-Februari 2017.
“Karena hampir di semua kabupaten/kota di Jawa Tengah terdapat titik rawan longsor. Jumlahnya 29 sampai 31 titik daerah,” katanya, Senin (26/9).
Bahkan, sebut Saarwa, di Banjarnegara terdapat 18 kecamatan yang berpotensi mengalami bencana longsor susulan. Dari data terakhir, Basarnas Semarang sempat menyatakan bahwa ada dua bencana longsor yang memakan korban di Banjarnegara.
Longsor pertama terjadi pada Minggu (25/9). Tanah longsor menyebab rumah milik Sugianto roboh di Desa Sidengok Pejawaran Banjarnegara. Akibatnya, Nurhaidin, anak korban tewas dan delapan orang lainnya luka-luka.
Lalu longsoran kedua terjadi di RT 02/II Desa Sirukem, Kecamatan Kalibening Banjarnegara dan menimbun rumah milik Ali Mundasir. Korban luka-luka ada tiga orang.
“Korban yang meninggal sudah dimakamkan. Ini cuaca memang sudah mulai hujan. Praktis tahun ini kita nyatakan tidak ada bencana kekeringan karena kita fokuskan dulu ke longsor dan banjir. Apalagi, di tiap titik selalu ada rawan longsor,” ungkap Sarwa.
Sarwa menambahkan pemerintah tiap daerah kini telah menyiapkan dana perbaikan pasca-bencana (recovery) bervariasi sekitar Rp3 miliar sampai Rp5 miliar.
“Itu belum ditambah dana cadangan bencana yang akan dikucurkan Pemprov Jateng dan BNPB,” tutupnya.
(Muhammad Dasuki)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan