“Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu, untuk itu warga Merapi diharap tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa, serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik,” tulis BPPTKG.
Sementara itu, pengamatan BPPTKG mulai pukul 00:00-06:00 WIB menyebutkan adanya aktivitas kegempaan di gunung api itu. Gempa awan panas guguran tercatat 7 kali dengan amplitudo 52-69 mm yang berlangsung 56-190 detik, gempa guguran 21 kali dengan amplitudo 3-46 mm yang berlangsung 11-93 detik dan gempa hembusan 14 kali dengan amplitudo 2-6 mm selama 11-30 detik.
Kemudian, gempa low frekuensi 3 kali dengan amplitudo 3-4 mm selama 9-20 detik, dan gempa hybrid 1 kali dengan amplitudo 5 mm selama 7 detik, gempa vulkanik dangkal 1 kali dengan amplitudo 53 mm selama 13 detik, dan gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7 mm, selama 60 detik.
Menurut analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volume kubah lava gunung api itu mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari.
Kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Artikel ini ditulis oleh: