“Dari laporan terakhir, memang masih ada sekitar 190 warga Purwobinangun yang berada di pengungsian. Bandara Adi Sutjipto yang berada di Kabupaten Sleman juga sempat ditutup,” katanya.

Sedangkan untuk pendaki, lanjut Birawa, BPBD DIY menyebut belum menerima laporan apapun terkait pendaki yang menjadi korban. “Dari pantauan CCTV, memang terlihat ada beberapa pendaki di pos Pasar Bubrah. Sampai sekarang belum ada laporan korban,” katanya.

Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin beraktivitas di luar rumah diimbau mengenakan masker dan alat pelindung diri lain, seperti kacamata untuk mengantisipasi dampak debu vulkanik.

“Debu vulkanik ini sangat halus sehingga bisa terbawa masuk ke saluran pernafasan. Dampaknya bermacam-macam mulai dari batuk hingga sesak nafas serta iritasi mata. Dampaknya akan semakin berat untuk orang yang mengalami alergi debu,” kata Kepala Seksi Kesehatan Rujukan dan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan DIY Anum Tri Hadi.

Dia menyebut seluruh puskesmas di wilayah sudah memiliki persediaan masker yang bisa dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan. Apabila tidak perlu melakukan kegiatan di luar rumah, Anum mengimbau masyarakat untuk lebih baik tinggal di rumah agar tidak terkena dampak debu vulkanik.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara