Sumani mengatakan saat ini BPBD dan tim gabungan belum bisa melakukan tindakan evakuasi, karena besarnya material longsor, kondisi yang masih labil dan belum adanya alat berat di lokasi bencana.

“Sejumlah alat berat masih dalam perjalanan dan semoga malam ini sampai di lokasi sehingga Minggu pagi (2/4) bisa dilakukan upaya evakuasi untuk mencari 27 korban yang masih hilang,” katanya.

Peristiwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, saat sebagian warga beraktivitas panen jahe dan sebagian lain di dalam rumah.

Material longsoran, kata dia memanjang dari bukit sekitar 800 meter dan tinggi sekitar 20 meter, kemudian 23 rumah terdampak ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak.

Kronologi kejadian ditandai oleh bunyi gemuruh pada pukul 07.30 WIB hingga membuat sebagian masyarakat menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.

Kemudian pada pukul 08.00 WIB bencana longsor terjadi disertai dengan suara gemuruh menerjang dua RT (RT 02-03/RW 01) yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.

Sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri, namun 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung.

“Tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan,” kata Kades Sarnu.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: