Jakarta, Aktual.com —  Abu vulkanik letusan Gunung Baru Jari di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sudah mulai masuk ke Kota Mataram.

“Betul, sekarang ini abu vulkanik akibat letusan Gunung Baru Jari sudah masuk ke Kota Mataram, tetapi intensitasnya belum signifikan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Supardi di Mataram, Kamis (5/11).

Kendati demikian, lanjutnya, kondisi itu cukup mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat. Karena itu, pihaknya segera memberikan informasi kepada masyarakat kota untuk waspada saat melakukan aktivitas di luar rumah.

“Petugas kami akan menyampaikan informasi terhadap kondisi ini melalui mobil ‘calling’ yang dilengkapi dengan pengeras suara dengan berkeliling kota,” katanya.

Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat saat melakukan aktivitas di luar rumah, kata dia, masyarakat sebaiknya menggunakan masker agar tidak menghirup secara langsung abu vulkanik yang tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Di samping itu, BPBD Kota Mataram juga berencana akan membagikan masker gartis kepada masyarakat dan penggendara kendaraan bermotor, namun jumlahnya belum dipastikan.

Supardi mengatakan, untuk dapat mengatasi masalah abu vulkanik yang sudah mulai masuk ke Kota Mataram, saat ini juga pihaknya menggelar rapat penanganan dengan para staf dan satuan kerja perangkat daerah terkait termasuk Dinas Kesehatan.

“Mengingat abu vulkanik ini sangat berbahaya bagi kesehatan, apalagi bagi penderita sesak nafas,” ujarnya.

Informasi dari BPBD NTB menyebutkan, bahwa pagi ini akan membagikan masker dan beberapa bahan makanan untuk mereka.

Sedangkan masyarakat yang berada pada radius tiga kilomter sudah dievakuasi sekitar 1.500 orang, terdiri dari wisatawan domestik dan mancanegara serta sekitar 300 orang umat Hindu yang sedang melakukan ibadah.

Saat ini yang perlu diwaspadai adalah wilayah yang berada lebih dari tiga kilomter yakni Senaru dan Santong.

Diketahui, sekitar pukul 10.45 WITA Minggu (25/10) Gunung Baru Jari dengan ketinggian 2.376 mdpl dilaporkan meletus dengan mengeluarkan asap dan debu.

Letusan anak Gunung Rinjani ini merupakan letusan kedua, setelah sebelumnya meletus pada sekitar bulan Mei 2009.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka