Hamburg, aktual.com – Warga Negara Indonesia (WNI) di Jerman Utara, khususnya generasi muda yang datang untuk menempuh pendidikan dan bekerja (ausbildung dan aupair), kerap mengalami tantangan berupa depresi akibat culture shock dan minimnya sistem pendukung di tanah rantau. Hal ini berdampak pada perasaan keterikatan kebangsaan yang semakin berkurang di kalangan diaspora Indonesia.

Menghadapi situasi tersebut, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg bersinergi menggelar acara Silaturahmi Kebangsaan pada 11-13 September 2024. Acara ini bertujuan memperkuat rasa kebangsaan dan pembinaan ideologi Pancasila di kalangan WNI di Jerman Utara, khususnya wilayah kerja KJRI Hamburg yang mencakup 6.655 masyarakat Indonesia.

Dewan Pakar BPIP, Darmansyah Djumala, menekankan bahwa Pancasila adalah solusi atas berbagai persoalan sosial, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga secara universal. Ia mengingatkan bahwa pidato Bung Karno di PBB tahun 1960, “To Build the World Anew”, yang diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World, menunjukkan nilai-nilai Pancasila yang relevan secara global. “Dengan Pancasila, Indonesia tetap utuh dan kuat meski dihadapkan pada dinamika politik global,” ujar Djumala, mengingatkan pentingnya menjaga ideologi Pancasila di tengah gejolak dunia.

Dalam konteks diaspora di Jerman, Djumala mengajak WNI di Hamburg untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan sehari-hari, serta menjaga citra positif sebagai bangsa yang beretika di mata warga dan pemerintah Jerman.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah, mengajak masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya di Braunschweig, untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila. “Pancasila adalah kesepakatan luhur yang final dan menjadi dasar negara Indonesia yang melindungi keanekaragaman suku, budaya, dan agama,” tegasnya.

Konjen KJRI Hamburg, Renata Siagian, menyoroti peran strategis perwakilan Indonesia di luar negeri dalam menjaga kekompakan WNI. Ia menekankan pentingnya pembinaan ideologi Pancasila di kalangan diaspora, terutama bagi generasi muda yang lahir di Jerman, agar tetap mengenal dan menghargai budaya serta nilai-nilai Indonesia. “Nilai-nilai kebangsaan perlu terus ditanamkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Jerman,” tutup Renata.

Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jalinan kebangsaan dan memupuk rasa gotong royong di kalangan WNI yang tinggal jauh dari tanah air, sekaligus sebagai langkah strategis dalam menjaga ketahanan ideologis bangsa di luar negeri.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano