Jakarta, Aktual.co —Jaringan pengedar narkotika internasional memiliki lab penelitian dan pengembangan yang mumpuni untuk menemukan zat-zat baru dari narkotika demi kemajuan bisnis terlarangnya tersebut, kata Kepala Sub Direktorat Pengawasan Prekursor Badan Pengawas Obat dan Makanan Lia Marliana.

“Dari laporan BNN dan informasi negara lain menyebutkan sindikat mereka itu sudah memiliki lab penelitian yang sangat mumpuni untuk penemuan zat baru,” katanya di acara Advokasi Bahaya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Jakarta, Kamis (16/10).

Lia juga mengatakan lab penelitian dan pengembangan tersebut dibiayai oleh para kartel dan mafia kelas internasional yang bertujuan setiap tahunnya mengeluarkan varian baru dari zat adiktif dengan nilai berlipat ganda dari modalnya hingga miliaran rupiah.

“Lab tersebut konon dibiayai dari pencucian uang yang dilakukan oleh para kartel dan mafia internasional dengan untung yang berlipat ganda misalnya modal Rp15 juta akan menghasilkan sekitar 17 Kg barang dengan nilai mencapai Rp2 miliar per kilonya,” katanya.

Ia juga menjelaskan peneliti di laboratorium tersebut bertugas mencari gugus-gugus baru dari struktur kimia dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah dicari dan bisa didapatkan dengan mudah dipasaran sehingga mudah untuk diselundupkan.

“Sekarang mereka beli bahan-bahan di pasaran seperti obat flu dan dicampurkan sedemikian rupa dengan bahan kimia lain sampai menemukan gugusan baru dari zat psikotropika lainnya sehingga berkamuflase dan mengelabui hukum,” katanya.

Dia mencontohkan di Negara Belanda jaringan narkotika internasionalnya menggunakan zat Methilon yang diracik sedemikian rupa sehingga serupa dengan gugusan kimiawi dari pewangi ruangan yang tidak melanggar hukum.

“Modusnya seperti di Belanda yang mengkamuflase zat terlarang jenis baru yang serupa dengan pewangi ruangan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid