Balikpapan, Aktual.com – Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kalimantan Timur, Ardiningsih meminta seluruh sekolah di daerah setempat untuk lebih peka mencegah terjadinya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang korbannya adalah anak-anak.
“Kepekaan masyarakat terlebih sekolah harus lebih tinggi guna mencegah terjadinya kasus KDRT bagi anak-anak,” kata Ardiningsih di Samarinda, Selasa (30/6), menanggapi maraknya kasus kekerasan terhadap anak.
Menurut dia, kejadian yang menimpa Engeline, seorang bocah di Bali yang meninggal dunia akibat kasus kekerasan, hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
“Padahal pihak sekolah sudah melihat ada indikasi yang tidak baik terjadi pada diri Engeline, sebab ditemukan luka tubuh yang tidak wajar, namun tidak ditindak lanjuti. Sekolah harus lebih peka, jika ditemukan ketertutupan pihak keluarga, apalagi jika ditemukan kejanggalan terhadap diri siswa di sekolah,” ujarnya.
Ardiningsih mengharapkan masyarakat ataupun pihak sekolah yang melihat atau menemukan perilaku maupun kondisi tidak wajar pada diri siswa didik atau warganya, segera melakukan komunikasi dengan pihak keluarga siswa.
“Anak itu hanya bisa keluar rumah saat sekolah. Jika menemukan hal-hal atau perilaku maupun kondisi yang tidak wajar pada diri siswa didik, maka segera tindaklanjuti,” tambahnya.
Apabila saat berkomunikasi dengan pihak keluarga ternyata tidak ada respon atau mendapat perlawanan, maka pihak sekolah dapat meminta bantuan lembaga terkait, seperti Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) atau kepolisian.
“Kita pernah menangani kasus KDRT yang melibatkan anak sekolah. Namun, berkat kepekaan dan kepedulian pihak sekolah yang tinggi, kasus kekerasan itu dapat dicegah dan korban dapat diselamatkan,” kata Ardiningsih.
Artikel ini ditulis oleh: