Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengajak masyarakat mengenang dan mengambil pelajaran dari erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.
“Erupsi Merapi tahun 2010 merupakan erupsi terbesar sejak 100 tahun terakhir. Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus mempersiapkan dan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi,” tulis BPPTKG di unggahan akun Instagram resminya dipantau di Yogyakarta, Selasa (26/10).
BPPTKG menyebutkan pada 26 Oktober 2010, tepatnya pukul 17.02 WIB, awan panas guguran Gunung Merapi meluncur hingga delapan kilometer (km) ke arah tenggara (Kali Gendol).
Kejadian itu mengawali rangkaian erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun silam tersebut.
Kala itu, data pemantauan, seperti kegempaan, deformasi, dan geokimia naik secara signifikan sejak September 2010.
Puncak fase erupsi, disebutkan BPPTKG, terjadi pada 4-5 November 2010 saat material erupsi terlontar vertikal dengan ketinggian 10 km dan awan panas guguran meluncur 15 km ke arah Kali Gendol.
“Segenap keluarga besar BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi mengirimkan doa terbaik untuk para korban erupsi #Merapi2010. Semoga para korban diterima di sisi Tuhan YME,” tulis BPPTKG.
Saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin