Sejumlah abdi dalem mengikuti upacara adat Labuhan Merapi di Lereng Gunung Merapi, Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (9/5). Upacara adat yang diikuti oleh ratusan abdi dalem dan masyarakat itu menjadi rangkaian peringatan naik takhta Sultan Hamengku Buwono X dan menjadi simbol ungkapan syukur atas segala keselamatan serta rejeki dari Tuhan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc//16.

Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan berdasarkan hasil pemantauan, cuaca cerah menyelimuti Gunung Merapi, meski asap bertekanan lemah masih keluar dari puncak gunung itu.

“Via PGM Jrakah visual Merapi tampak, suhu udara 20,2 derajat celsius, kelembaban 38 persen RH, tekanan udara 873.3 hpa, kecepatan angin 12,2 km/jam ke barat, cuaca terang,” tulis akun twitter BPPTKG yang dikutip di Yogyakarta, Minggu (23/9).

Berdasarkan laporan terakhir dari BPPTKG pada 14 – 20 September, asap teramati berwarna putih, tebal di puncak Gunung Merapi dengan tekanan gas lemah. Tinggi maksimum asap 100 meter yang teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada tanggal 20 September 2018.

Sementara, aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 90 kali gempa hembusan (DG), 7 kali gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB), 42 kali gempa fase banyak (MP), 193 kali gempa guguran (RF), 51 kali gempa low frekuensi (LF) dan 13 kali gempa tektonik (TT).

“Kegempaan VTB dan MP pada minggu ini lebih intensif dari minggu sebelumnya, sedangkan gempa DG dan LF relatif lebih rendah,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara