Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa letusan Gunung Merapi bakal berakhir dalam waktu dekat.
“Belum ada tanda-tanda letusan Merapi bakal berakhir dalam waktu dekat,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, saat konferensi pers virtual yang dipantau di Yogyakarta, Jumat (31/12).
Ltusan Merapi Tahun 2021 dimulai sejak 4 Januari 2021 dan berlangsung hingga saat ini berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava.
Hanik menuturkan berdasarkan pengamatan BPPTKG, intensitas kegempaan di Gunung Merapi masih tinggi, meski tidak meningkat juga tidak menurun.
Selain itu, katanya, deformasi yang diukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api berupa electronic distance measurement (EDM) juga masih menunjukkan ada suplai magma meski kecil.
“Kemudian untuk guguran intensitasnya masih tinggi, yaitu rata-rata 160 kali per hari. Jadi belum ada peningkatan dan penurunan atau masih stagnan tinggi,” ujar dia.
Meski demikian, ia menilai kubah lava Merapi hingga saat ini tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan.
Volume kubah barat daya Merapi per 24 Desember 2021 sebesar 1,65 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 5.000 meter kubik per hari.
Sedangkan kubah tengah mencapai 3 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 2.000 meter kubik per hari.
“Ini untuk merapi ukurannya masih kecil karena untuk rata-ratanya Merapi secara umum itu 20.000 meter kubik per hari,” kata dia.
Berdasarkan pemodelan yang dibuat BPPTKG, awan panas bisa meluncur sejauh 5 kilometer ke Sungai Boyong, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih apabila volume kubah lava di sisi barat daya Merapi mencapai 3 juta meter kubik.
“Namun demikian kewaspadaan harus terus kita tingkatkan karena alam kan sifatnya tiba-tiba yang tidak terkendali, misalnya ada suplai (magma) dari dalam,” kata dia.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin