Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, mencatat pada September 2015, bahan kelompok bahan makanan di daerah itu mengalami deflasi sebesar 2,59 persen.

“Deflasi sebesar 2,59 itu menggambarkan bahwa telah terjadi penurunan indeks harga dari 128,58 pada Agustus 2015 menjadi 125, 26 pada September 2015,”kata Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsad dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin (12/10).

Menurut dia, untuk tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau “year on year” sebesar 4,63 persen.

Ia menyebutkan, dari sebelas subkelompok dalam kelompok bahan makanan, enam subkelompok mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 10,38 persen.

“Deflasi yang sama diikuti oleh subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 7,77 persen, subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,33 persen, subkelompok lemak dan minyak sebesar 1,90 persen, subkelompok ikan diawetkan sebesar 1,75 persen, dan subkelompok buah-buahan sebesar 0,71 persen,” katanya.

Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0 ,65 persen, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,42 persen, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 0,20 persen, subkelompok ikan segar sebesar 0,15 persen, dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,05 persen.

Pada September 2015 dari total deflasi Riau sebesar 0,38 persen, kelompok bahan makanan menyumbang deflasi sebesar 0,60 persen.

Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain cabai merah dengan andil sebesar 0,24 persen, daging ayam ras sebesar 0,18 persen, bawang merah sebesar 0,05 persen, ayam hidup sebesar 0,04 persen, minyak goreng, kangkung masing-masing dengan andil sebesar 0,03 persen, bayam, kentang, ketimun, cabai hijau, daging sapi, pepaya, ikan asin belah, ikan teri, petai dan semangka masing-masing sebesar 0,01 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka