Deputi Bidang Statistik Barang dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/12/2023). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta, aktual.com – Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan November 2023, terjadi surplus dalam neraca perdagangan barang sebesar 2,41 juta dolar AS.

“Pada November 2023 neraca perdagangan barang mencatat surplus 2,41 juta dolar AS,” ujar Deputi Bidang Statistik Barang dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/12).

Pudji menekankan bahwa dengan pencapaian tersebut, neraca perdagangan barang telah mengalami kelebihan ekspor selama 43 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020.

“Surplus neraca perdagangan barang November kali ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesar 4,62 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian besi dan baja,” katanya.

Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit sebesar 2,21 miliar dolar AS, dengan kontribusi utama dari hasil minyak dan minyak mentah.

Secara total hingga November 2023, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai 33,63 miliar dolar AS. Meskipun demikian, angka ini lebih rendah sekitar 16,91 miliar dolar AS atau sekitar 33,46 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada bulan November 2023, Indonesia mencatat surplus perdagangan barang dengan beberapa negara, dengan tiga mitra terbesar meliputi India sebesar 1,54 miliar dolar AS, Amerika Serikat sebesar 1,25 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 0,79 miliar dolar AS.

Surplus terbesar terjadi dalam perdagangan dengan India, yang dipicu oleh ekspor komoditas seperti bahan bakar mineral, lemak, minyak hewani/nabati, besi, dan baja.

Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi defisit perdagangan dengan beberapa negara, dengan tiga mitra terbesar termasuk Australia sebesar 0,46 miliar dolar AS, Brasil 0,37 miliar dolar AS, dan Thailand 0,34 miliar dolar AS.

Defisit perdagangan yang paling dalam terjadi dengan Australia, yang dipicu oleh ekspor komoditas seperti bijih logam, kerak dan abu, gula, kembang gula, serta bahan bakar mineral.

Pada bulan November 2023, nilai total ekspor Indonesia mencapai 22 miliar dolar AS, mengalami penurunan sekitar 0,67 persen dibandingkan dengan bulan Oktober pada tahun yang sama.

Ekspor migas mencatatkan nilai sebesar 1,28 miliar dolar AS, mengalami penurunan sekitar 6,39 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai 20,72 miliar dolar AS, mengalami penurunan tipis sekitar 0,29 persen.

Nilai impor Indonesia mencapai 19,59 miliar dolar AS pada bulan November, mengalami kenaikan sekitar 4,89 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Impor migas tercatat sebesar 3,49 miliar dolar AS, mengalami peningkatan sekitar 8,79 persen. Sementara itu, impor non-migas tercatat sebesar 16,10 miliar dolar AS, mengalami kenaikan sekitar 4,08 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain