Ilustrasi Petani sedang memanen padi

Semarang, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mendata sektor usaha tani menyerap 324 ribu orang atau 24,78 persen pada periode Agustus 2021- Agustus 2022.

Jumlah itu mengungguli penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan sebanyak 94 ribu orang. Lalu industri pengolahan sejumlah 71 ribu orang.

Mengingat Jateng menjadi salah satu penyangga pangan nasional, Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana menyebut ini sesuatu yang menggembirakan.

“Ini cukup menggembirakan, kita harap semakin banyak petani milenal, ini menandakan ketahanan pangan kita semakin baik,” kata Adhi dalam rilis daring, Senin (7/1).

Sementara itu data BPS Jateng mengungkapkan lapangan usaha jasa perusahaan lalu pertambangan dan penggalian turun, masing-masing sebanyak 20 ribu orang dan 19 ribu orang.

Menurutnya serapan tenaga kerja di sektor pertanian, tidak lepas dari upaya Pemprov Jateng menggenjot ketahanan pangan di sektor usaha tani.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebelumnya mengajak anak muda kembali ke ladang dan sawah dengan menerapkan pertanian modern. Kemudian mengajak badan riset seperti BRIDA dan para ilmuwan untuk ikut mengembangkan tanaman pangan yang unggul.

Salah satu yang telah diterapkan yakni terobosan penerapan indeks pertanaman (IP) 4.00. Dengan kata lain sebuah lahan bisa ditanam hingga empat kali. Berlaku untuk padi maupun tanaman lainnya.

Para petani juga difasilitasi pupuk organik untuk perbaikan struktur tanah agar lebih subur. Lalu pemberian benih unggul dan bersertifikat serta alsintan guna mendukung percepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha tani.

Faktor SDM juga sangat menentukan dalam pencapaian target produksi. Sehingga kompetensi petani, petugas terus ditingkatkan

Lalu upaya pendampingan dalam pengamanan pertanaman oleh Petugas Pengamat organisme penggangu tanaman (OPT) melalui peramalan, pengendalian OPT dilakukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra