Jakarta, Aktual.com – Dalam tujuh bulan terakhir ini pasar Indonesia sudah dibanjiri oleh barang-barang impor yang terus meningkat. Terutama kebanyakan berasal dari China. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto impor dari China saat ini sudah mencapai porsi terbanyak, bahkan sudah mengalahkan barang-barang impor dari negara ASEAN.

“Jika dilihat dari negara pemasok barang impor nonmigas, yang terbesar selama periode Januari-Juli 2017 adalah dari China, sebanyak US$18,82 miliar atau sebesar 25,84 persen,” ujar Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8).

Kemudian posisi kedua diikuti oleh Jepang dengan barang yang dikirim ke Indonesia sebanyak US$8,31 miliar atau sebanyak 11,41 persen. Dan yang ketiga diisi oleh Thailand yaitu sebanyak US$5,33 miliar atau sekitar 7,32 persen.

“Sementara impor nonmigas dari ASEAN saja hanya sebesar 20,6 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,32 persen. Semuanya sekarang sudah dikalahkan oleh China atau Tiongkok,” ujar Kecuk, panggilan akrab Suhariyanto.

Sementara secara total, kata dia, impor Indonesia di Juli 2017 sudah naik lagi sebanyak 39 persen atau mencapai total US$13,89 miliar dibanding Juni 2017. Sedang dibanding Juli 2016 juga naik mencapai 54 persen.

“Untuk impor non migas di Juli 2017 juga naik tinggi 44,31 persen menjadi US$12,11 miliar dibanding sebulan sebelumnya yaitu di Juni 2017. Demikian pula dibanding Juni 2016 juga naik 61,23 persen,” papar dia.

Impor migas Juli 2017 juga mengalami kenaikan mesti tak setinggi impor non migas. Hanya mengalami kenaikan 11,12 persen atau mencapai US$ 1,78 miliar dibanding Juni 2017 dan meningkat 18,07 persen jika dibanding Juli 2016.

“Untuk peningkatan impor non migas terbesar Juli 2017 itu dibanding Juni 2017 adalah golongan mesin dan peralatan mekanilk sebesar US$618,1 juta (47,44 persen) sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan teraapung US$139,7 juta (61,08 persen),” ujar Kecuk.

Untuk nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Juli 2017, kata dia, juga mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 13,54 persen, 16,31 persen, dan 9,27 persen.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan