Jayapura, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua berharap divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Bumi Cenderawasih pada 2019.
Kepala BPS Provinsi Papua Simon Sapari, mengatakan pihaknya berharap keberadaan 51 saham PTFI ini tidak memberikan pengaruh yang negatif pada pertumbuhan ekonomi.
“Jangan sampai seperti di masa lalu, pertumbuhan ekonominya naik cukup tinggi karena pertambangan, namun penduduk miskin dan penganggurannya juga tinggi, sehingga indeks pembangunan manusianya rendah,” katanya di Jayapura, Senin (3/12).
Menurut Simon, diharapkan apa yang sudah dilakukan oleh Pemprov Papua dalam hal ini Gubernur Lukas Enembe yang nantinya akan mengelola saham Freeport untuk kemakmuran rakyat dapat terlaksana dengan baik dan mempengaruhi perekonomian Papua.
“Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau instansi terkait juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sehingga saham Freeport ini memiliki dampak yang baik,” ujarnya.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pertambangan ini diharapkan dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Jika divestasi saham ini berhasil dilakukan dengan baik, pemerintah dan jajarannya sebagai eksekutor harus mengeksekusinya dengan baik pula, terarah serta terencana,” katanya lagi.
Sekadar diketahui, negosiasi antara pemerintah dan PTFI mencapai kata sepakat pada 12 Juli 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan penandatanganan perjanjian awal, yang disebut “heads of agreement” atau HoA, antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)-Freeport-Rio Tinto mengartikan sudah dicapainya divestasi, di mana harapannya, kemitraan ini mampu meningkatkan kepastian di dalam koperasi juga nilai tambah industri ekstraktif Indonesia, serta bisa menambahkan kemakmuran Indonesia dan Papua.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: