Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat nilai ekspor Juni 2018 mencapai 13 miliar dolar AS atau menurun 19,8% dibandingkan ekspor Mei 2018 sebesar 16,2 miliar dolar AS (month to month).

Kepala BPS Suhariyanto merinci, penurunan ekspor Juni disebabkan menurunnya ekspor nonmigas sebesar 22,57% dari 14,57 miliar dolar AS menjadi 11,28 miliar dolar AS.

Sebaliknya, ekspor migas naik 4,67% dari 1,64 miliar dolar AS menjadi 1,72 miliar dolar AS. Sementara itu, ekspor terhadap Juni 2017 mengalami peningkatan 11,47%.

“Penurunan nilai ekspor bertepatan dengan Lebaran ini sesuatu yang biasa terjadi setiap Lebaran karena ada libur panjang sehingga ada penurunan kegiatan ekspor, terbukti ‘pattern‘-nya sama,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/7).

Ia menjelaskan pergerakan harga komoditas di pasar internasional, juga menjadi pengaruh atas nilai ekspor. Sejumlah komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan harga pada Juni di antaranya batubara, nikel dan aluminium.

Sebaliknya, penurunan harga terjadi di beberapa komoditas, seperti minyak kelapa sawit, emas dan karet. Harga minyak mentah Indonesia di dunia (ICP) juga mengalami menulunan yakni tercaat 72,6 dolar AS per barel pada Mei 2018 menjadi 70,36 dolar AS per barel.

Oleh karena itu, peningkatan ekspor migas lebih disebabkan karena meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 4,22% menjadi 544,2 juta dolar AS dan eskpor gas 15,45% menjadi 1,05 miliar dolar AS.

Sementara penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada golongan kendaraan dan bagiannya sebesar 241,1 juta dolar AS atau 36,21%, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral dengan nilai 119 juta dolar AS atau sebesar 6,11%.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2018 mencapai 88,02 miliar dolar AS atau meningkat 10,03% dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar 80 miliar dolar AS.

Jika dilihat dari sektornya, ekspor pertanian dengan nilai 200 juta dolar AS mengalami penurunan sebesar 35,20% dibandingkan Mei 2018 dan penurunan sebesar 25,31% dibandingkan Juni 2017.

“Komoditas pertanian yang mengalami penurunan cukup besar adalah tanaman aromatik, rempah-rempah, kopi, sarang burung dan buah-buahan,” kata Suhariyanto.

Sektor pertambangan dengan nilai 2,53 miliar dolar AS mengalami peningkatan tipis sebesar 1,08% terhadap Mei 2018, dan peningkatan signifikan 58,53% dibandingkan Juni 2017.

Pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar adalah ke Tiongkok yaitu sebesar 2,05 miliar dolar AS, disusul Jepang 1,23 miliar dolar, dan Amerika Serikat 1,13 miliar dolar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,16%. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesa 1,17 miliar dolar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juni 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 14,63 miliar (16,62%), diikuti Jawa Timur 9,23 miliar dolar (10,49%) dan Kalimantan Timur 9,10 miliar dolar (10,34%).

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan