Jakarta, Aktual.co — Badan Pusat Statistik (BPS) menungkapkan sistem penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik turun menyulitkan penghitungan tingkat inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Padahal hasil perhitungan tingkat inflasi itu dibutuhkan untuk mengukur indeks kemiskinan di daerah,” ujar Kepala Kantor BPS Sawahlunto, Heri Sulistio di Sawahlunto, Senin (9/3).
Dia menambahkan angka indeks kemiskinan sangat berpengaruh pada situasi makro, seperti kenaikan BBM, sehingga bisa mengubah standar biaya hidup masyarakat terhadap pendapatannya. Dengan menggabungkan beberapa indikator itu, akan terlihat program entas kemiskinan apa yang bisa dibuat dan seberapa besar pengaruh program itu dalam menekan angka kemiskinan.
Terkait perhitungan kemiskinan di Kota Sawahlunto, jelasnya, berdasarkan analisa tahun 2013 angka indeks kemiskinan tercatat sebesar 2,28 persen. Angka itu secara umum masih bagus meskipun ada sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya.
“Waktu itu naiknya persentase indeks tersebut lebih dipicu oleh tingkat inflasi yag terkoreksi karena adanya kenaikan harga BBM,” ujar dia.
Meskipun pihak pemerintah kota (Pemkot) setempat sudah meluncurkan bantuan bagi masyarakat miskin, tambahnya, namun kenaikan pendapatan mereka tidak setinggi inflasi yang terjadi.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka