Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara John Albertson Sinaga (kiri) memberi penjelasan kepada petani, tentang benih jagung bantuan pemerintah, di Desa Gunung, Kecamatan Tiga Binanga, Karo, Sumatera Utara, Senin (8/8). Dinas Pertanian Sumut menemukan bantuan benih jagung ukuran 1 kg yang seharusnya berukuran 5 kg yang didistribusikan oleh oknum produsen/kontraktor dan tidak memiliki tulisan pemberitahuan permanen di kemasan. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Laju Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2016 ternyata mengalami deflasi sebanyak 0,02 persen. Hal ini seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mencatat, salah satu penyebab deflasi adalah harga pangan setelah bulan puasa dan lebaran itu mengalami penurunan.

“Bahan makanan setelah Lebaran, yang kami catat harganya mengalami penurunan, terutama sayuran turun tajam,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Kamis (1/9).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kata Sasmito, hanya dua komoditas yang menyumbang deflasi, yakni beras sebesar minus 0,13 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar minus 0,19 persen.

Serta untuk transportasi dan jasa keuangan yang memengaruhi deflasi ini, yang paling tinggi adalah angkutan antarkota atau angkutan mudik, lalu disusul angkutan udara.

Bahkan menurut dia, deflasi yang dicapai Agustus 2016 ini merupakan deflasi terendah sejak Agustus 2001. “Pada Agustus 2016, dengan deflasi sebesar 0,02 persen, merupakan deflasi yang terendah sejak Agustus 2001 saat itu deflasinya 0,21 persen. Jadi dari Agustus ke Agustus, bulan Agustus tahun ini yang terendah,” ujar Sasmito.

Ia merinci, untuk inflasi tahun kalender mencapai 1,74 persen secara bulanan atau month to month (mtm), dan inflasi tahun kalender secara year on year (yoy) mencapai 2,79 persen.

“Sedang untuk inflasi komponen inti mencapai 0,36 persen secara mtm, dan inflasi komponen inti secara yoy mencapai 3,32 persen,” tutur dia.

Lebih jauh dia menjelaskan, dari 82 kota IHK, sebanyak 49 kota mengalami deflasi sedangkan 33 kota lainnya mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi dicapai Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan minus 0,87 persen. Sementera deflasi terendah di Cilegon, Banten dengan minus 0,01 persen.

“Dan untuk kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Manokwari dan Sorong, Papua dengan tingkat inflasi sebesar 1,27 persen. Dan untuk inflasi terendah adalah salah satunya Kendari dengan 0,01 persen,” pungkas dia.(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid