Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa impor Indonesia pada Februari 2016 yang tercatat sebesar 10,16 miliar dolar Amerika Serikat itu mengalami penurunan sebesar 2,91 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 10,46 miliar dolar AS.
“Impor mengalami penurunan, untuk migas meskipun nilainya turun akan tetapi volumenya mengalami kenaikan,” kata Kepala BPS Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/3).
Suryamin mengatakan, volume impor pada Februari 2016 tercatat sebesar 12,76 juta ton naik 14,19 persen dari sebelumnya pada Januari 2016 yang sebanyak 11,17 juta ton. Dengan kondisi tersebut, lanjut Suryamin, maka kebutuhan pasokan dalam negeri seperti untuk infrastruktur masih terpenuhi.
Menurut Suryamin, kondisi peningkatan volume impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya volume impor migas sebesar 1,72 persen atau 59,3 ribu ton dan impor nonmigas sebesar 19,75 persen atau 1,5 juta ton. Peningkatan volume migas tersebut disebabkan naiknya volume impor hasil minyak sebesar 10,52 persen atau 183 ribu ton.
“Namun, impor minyak mentah dan gas mengalami penurunan, masing-masing sebesar 7,97 persen dan 4,06 persen,” tutur Suryamin.
Untuk impor nonmigas Februari 2016 mencapai 9,05 miliar dolar AS atau turun 2,13 persen jika dibandingkan Januari 2016 yang tercatat sebesar 9,24 miliar dolar AS, demikian pula apabila dibandingkan Februari 2015 turun 7,58 persen dari sebelumnya 9,8 miliar dolar AS.
Sementara untuk nilai impor migas Februari 2016 mencapai 1,11 miliar dolar AS atau turun 8,79 persen jika dibandingkan Januari 2016 yang sebesaar 1,22 miliar dolar AS, demikian pula apabila dibandingkan Februari 2015 turun 35,21 persen dari 1,72 miliar dolar AS.
Peningkatan impor nonmigas terbesar Februari 2016 adalah golongan kendaraan dan bagiannya sebesar 129,2 juta dolar AS atau 35,35 persen, sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik 187,1 miliar dolar AS atau 10,41 persen.
Secara kumulatif nilai impor Januari hingga Februari 2016 mencapai 20,63 miliar dolar AS atau turun 14,48 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar 2,34 miliar dolar AS atau turun 39,09 persen dan nonmigas sebesar 18,29 miliar dolar AS atau turun 9,83 persen.
Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar periode Januari-Februari 2016 adalah Tiongkok dengan nilai mencapai 4,87 miliar dolar AS atau 26,65 persen, Jepang 1,92 miliar dolar AS atau 10,50 persen, dan Thailand 1,48 miliar dolar AS atau 8,11 persen.
“Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,22 persen, sementara dari Uni Eropa 9,68 persen,” papar Suryamin.
Untuk nilai impor golongan bahan baku penolong dan barang modal selama Januari Februari 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 19,18 persen dan 12,62 persen, dan sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 34,38 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan