Aktivitas bongkar muat di pelabuhan peti kemas ekspor Impor Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Jumat (9/9). Dua pengelola terminal peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok yakni Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja memberlakukan biaya jasa penimbangan peti kemas ekspor pada auto gate JICT-TPK Koja sebesar Rp50.000 per boks. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2017 impor Indonesia mengalami penurunan sebesar 5,96 persen menjadi 11,26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 11,97 miliar dolar AS.

Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers mengatakan bahwa penurunan impor tersebut akibat dari menurunnya nilai impor nonmigas sebesar 12,93 persen atau senilai 1,31 miliar dolar AS, meskipun impor migas mengalami kenaikan sebesar 597,9 juta dolar AS atau 32,71 persen.

“Nilai impor pada Februari 2017 tercatat 11,26 miliar dolar AS atau turun 5,96 persen dibanding Januari 2017, namun jika dibandingkan Februari 2016 meningkat 10,61 persen,” kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/3).

Tercatat, impor nonmigas pada Februari 2017 mencapai 8,83 miliar dolar AS atau turun 12,93 persen dibanding Januari 2017 yang sebesar 10,14 miliar dolar AS. Begitu pula jika dibanding Februari 2016 menurun 2,46 persen, dari sebelumnya 9,05 miliar dolar AS.

Penurunan impor terbesar adalah golongan mesin dan peralatan listrik yang mencapai 287,1 juta dolar AS, dari sebelumnya pada Januari 2017 tercatat sebesar 1,35 miliar dolar AS menjadi 1,06 miliar dolar AS.

Sementara impor migas pada bulan tersebut sesungguhnya mengalami kenaikan menjadi 2,43 miliar dolar AS atau naik 32,71 persen dibanding Januari 2017 yang sebesar 1,82 miliar dolar AS. demikian pula jika dibanding Februari 2016 naik 116,04 persen, dari sebelumnya 1,12 miliar dolar AS.

Secara kumulatif periode Januari-Februari 2017, nilai impor mencapai 23,22 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 12,51 persen.

Nilai impor golongan bahan baku atau penolong selama Januari-Februari 2017 mengalami peningkatan sebesar 19,19 persen dan barang modal sebesar 0,34 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi turun 13,19 persen .

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2017 ditempati oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan nilai 4,87 miliar dolar AS atau 25,68 persen dari total impor, diikuti Jepang sebesar 2,15 miliar dolar AS atau 11,32 persen, dan Thailand 1,38 miliar dolar AS atau 7,25 persen.

Sementara impor nonmigas dari wilayah ASEAN mencapai pangsa pasar 21,02 persen, dan dari Uni Eropa tercatat 9,71 persen.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan