Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (2/6). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2016 sebesar 0,24 persen karena ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti daging ayam ras, gula pasir, telur ayam ras, minyak goreng, kentang, wortel, apel dan jeruk. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menegaskan, tingginya inflasi di Januari 2017 yang mencapai 0,97% karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.

Mulai dari kelompok bahan makanan sebesar 0,66%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,47%, kelompok perumahan, aur, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,09%. Juga kelompok sandang (0,33%), kelompok kesehatan (0,5%), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,12%).

“Serta yang tinggi lagi kelompor transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang mencapai 2,35%,” ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (1/2).

Selain itu, kata dia, beberapa komoditas juga mengalami kenaikan harga pada Januari 2017 itu. Seperti, biaya perpanjangan STNK, tarif lustrik, tarif pulsa ponsel, cabai rawit, bensin, ikan segar, daging ayam ras, tarif sewa rumah, rokok kretek filter, beras, minyak goreng, dan banyak lagi.

“Dengan kenaikan itu, maka Indeks Harga Konsumen (IHK) di 82 kota semuanya mengalami inflasi sebesar 127,94 atau secara total mencapai 0,97%,” papar Kecuk, panggilannya.

Kecuk menambahkan, komponen inti pada Januari 2017 dan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari) 2017 mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,56%. Serta tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Januari 2017 terhadap Januari 2016) sebesar 3,35%.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan