Ilustrasi
Ilustrasi

Mataram, aktual.com – Badan Pusat Statistik Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengingatkan masyarakat yang hendak melakukan pengisian data Sensus Penduduk  2020 secara “online” atau daring agar waspada terhadap link palsu karena bisa merugikan.

“Sebelum melakukan sensus penduduk ‘online’ (SPO), masyarakat harus pastikan bahwa yang di klik adalah website resmi milik Badan Pusat Statistik (BPS) pada laman sensus.bps.go.id,” kata Kepala BPS Kota Mataram di Mataram, Jumat [21/2].

Sebagai langkah antisipasi adanya kesalahan masyarakat melakukan sensus penduduk “online”, BPS telah menyebarluaskan link atau tautan yang sudah terbukti palsu melalui berbagai media, website resmi milik Pemerintah Kota Mataram serta di grup-grup sosial media.

“Harapan kami, masyarakat yang sudah menerima link palsu itu juga bisa menyebarkannya ke teman-teman, serta warga di sekitarnya sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan,” katanya.

Menurutnya, kesalahan masyarakat melakukan sensus penduduk secara mandiri pada link palsu bisa berdampak negatif, sebab berbagai data pribadi yang dimiliki masyarakat dikhawatirkan dapat disalahgunakan oleh pemilik link palsu tersebut.

“Untuk itu, masyarakat perlu hati-hati dan lebih teliti sebelum melakukan sensus penduduk secara mandiri. Ingat link resmi SPO adalah sensus.bps.go.id,” katanya lagi.

Isa mengatakan, dalam hal ini pihaknya tidak bisa mengambil langkah melaporkan peredaran link palsu ke aparat hukum untuk ditindaklanjuti.

“Untuk masalah ke ranah hukum, menjadi kewenangan BPS pusat karena kita juga tidak tahu pembuat link palsu ini dimana,” katanya.

SPO 2020 akan berlangsung sampai 31 Maret 2020, karenanya untuk menyukseskan program tersebut, Isa berharap semua masyarakat bisa memberikan dukungannya untuk akurasi data penduduk Kota Mataram.

Data itu, katanya, akan menjadi data base pemerintah dalam setiap pelaksanaan program di daerah.

“Output-nya, kita bisa tahu jumlah penduduk, status ekonomi masyarakat, aktivitas penduduk, demografi, karakteristik dan lainnya,” ujar Isa.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto