Ratusan pelamar memadati bursa kerja di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10). Pada tahun ini angkatan kerja Indonesia mencapai 127,6 juta dengan tingkat pengangguran keseluruhan sebesar 5,5 persen atau tujuh juta orang. Sementara itu lebih dari 50 persen dari pekerja berkarir pada sektor informal. AKTUAL/Tino Oktaviano
Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkapkan adanya ledakan angka pengangguran sebesar 10.000 jiwa secara year on year pada Agustus 2017.
Diketahui pada tahun lalu penduduk usia produktif menganggur sebesar 7,03 juta jiwa, namun angka tahun ini membengkak menjadi 7,04 juta jiwa. Kedati begitu, dia menepis ledakan penggangguran ini karena PHK akibat kelesuan ekonomi utamanya sektor ritel.
Menurut Suhariyanto angka ini bertambah atas sumbangsi dari penambahan angkatan kerja di Indonesia. “Setahun terakhir, pengangguran bertambah 10.000 orang menjadi 7,04 juta di Agustus 2017,” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11).
Sementara Deputi Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah memaparkan, jumlah angkatan kerja naik 2,62 juta orang, sedangkan industri tidak mampu menyerap seluruhnya. Menurutnya penyerapan sebagian besar dari peningkatan angkatan kerja tersebut malah terjadi di sektor ritel.
“Sebetulnya bagus (retail). Sektor industri manufaktur, itu meningkat. Daya serap perdagangan juga. Nah mungkin ada semacam perlambatan daya serap di sektor konstruksi. Kalau dilihat datanya ada semacam stagnan daya serap di sektor konstruksi,” kata Sairi.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta