Jakarta, Aktual.com – Penduduk miskin Indonesia hingga Maret 2016 mencapai 28,01 juta orang atau sekitar 10,86 persen.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin enam bulan yang lalu atau pada September 2015, maka selama enam bulan tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,50 juta orang atau 500 ribu orang.

“Tapi jika dibandingkan dengan Maret 2015, jumlah penduduk miskin itu mengalani penurunan sebanyak 0,58 juta orang atau hanya turun 2,11 persen,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (18/7).

Menurut Suryamin, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Seperti komoditi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Dan sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2016 tercatat 73,5 persen. “Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2015 yaitu 73,07 persen,” ujar Suryamin.

Sementara jenis komoditi makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan, adalah komoditi beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, bawang merah, dan roti.

Dan kompditi yang bukan makanan pengaruh terbesarnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Selain itu, penurunan kemiskinan untuk masyarakat kota atau desa juga sangat tipis penurunannya. Selama periode September 2015-Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,28 juta orang.

“Kalau untuk daerah pedesaan penurunannya cuma 0,22 juta orang. Jadi masih banyak penduduk miskinnya memang,” ungkap dia.

Penurunan angka kemiskinan itu memang cukup kecil. Padahal, beberapa hal pengentas kemiskinan cukup kuat, seperti laju inflasi saja relatif kecil, sehingga mestinya angka kemiskinan itu dapat lebih besar lagi.

“Untuk laju inflasi, selama periode enam bulan, September 2015-Maret 2016, angka inflasi umum relatif rendah, yaitu tercatat sebesar 1,71 persen,” pungkas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan