Sejumlah kru pesawat Garuda menyiapkan pesawat di tengah kabut asap di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel, Rabu (26/8). Kepekatan kabut asap di Bandara SMB II sempat mencapai jarak pandang 500 meter yang mengakibatkan sepuluh penerbangan ditunda. ANTARA FOTO/ Feny Selly/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan kabut asap yang melanda Indonesia akan sangat berdampak pada transportasi, khususnya transportasi udara. Jika terus dibiarkan, akan menurunkan permintaan transportasi udara.

“Banyak penerbangan yang dihentikan, kemudian bepergian pindah lewat darat. Jadi berkurang yang permintaan, harga bisa diturunkan,” ujar Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (1/10).

Lebih lanjut dikatakan dia, jika pemerintah tidak cepat menangani masalah kabut asap, maka berakibat pada pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, wilayah yang menjadi pusat kebakaran tersebut sebagian besar merupakan lahan perkebunan sawit dan karet.

“Harga dunia komoditi itu sedang turun, sekarang ditambah produksi terganggu akibat pembakaran liar,” pungkasnya.

Berdasarkan data BPS pada September 2015, jumlah penerbangan domestik berkurang 1,2 persen, atau dari 6,42 juta orang menjadi 6,34 juta orang. Sedangkan kereta api penumpang naik 0,67 persen, atau dari 27,61 menjadi 27,8 juta orang.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan