Semarang, Aktual.com – Badan Pusat Statistik mengungkapkan kenaikan harga cabai syetan “rawit” mencapai Rp80/ kilogram pada bulan September hingga akhir tahun 2016, menyebabkan inflasi di Jawa Tengah. Harga cabai syetan tercatat setiap akhir tahun melonjak naik. Hal tersebut akibat pengaruh cuaca ekstrim hujan menimbulkan kekosongan stok di sentra-sentra.
“Kita lihat saja setiap tahunnya, cabai rawit selalu menyebabkan inflasi. Di akhir tahun, sejak Oktober hingga Desember, inflasi kita malah semakin tinggi,” terang Pelaksana tugas Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Samiran, Rabu (4/1).
Dengan begitu, kata dia, harga melonjak naik dan kebutuhan semakin menipis yang mendorong inflasi kebutuhan lain pula. Komoditas itu harus ditekan pemerintah, guna mengantisipasi kebutuhan semakin meningkat.
Sementara, Kepala BPS Jateng, Margo Yuwono, mengklaim laju inflasi di wilayahnya pada tahun lalu masih sebesar 2,36 persen. Prosentase tersebut, menurutnya lebih rendah dari kondisi 2015 masih 2,73 persen.
“Inflasi yang ada di wilayah kita juga lebih rendah dibanding Jawa Timur yang menduduki peringkat pertama secara nasional,” sahut Erisman, Kepala Statistik Sosial BPS Jateng.
Untuk inflasi Desember 2016 terpantau turun yakni di level 0,21 persen dengan besaran indeks harga konsumen yang berkutat pada angka 124,71. Kondisi ini masih lebih bagus dari November 2016 sebesar 0,56 persen dengan indeks harga konsumen 124,45.
“Ada beberapa penyebab yang membuat inflasi kita turun pada Desember mulai faktor biaya transportasi, komunikasi hingga perumahan, air dan listrik,” ungkapnya.
(Laporan: Muhammad Dasuki)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka