Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang putih yang menyumbang inflasi 0,08 persen, telur ayam ras 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen serta beras, daging sapi dan cabai merah masing-masing 0,01 persen.
“Untuk bawang putih, minggu keempat ini, harganya mulai turun. Namun rata-rata bulan Mei, komoditas ini masih memberikan andil terhadap inflasi,” kata Suhariyanto.
Meski demikian terdapat komoditas yang harganya mulai mengalami penurunan sehingga mampu menekan inflasi dan menyumbang deflasi yaitu cabai rawit 0,04 persen, bawang merah 0,02 persen dan tomat sayur 0,01 persen.
Kelompok pengeluaran lain yang ikut menyumbang inflasi adalah makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen, karena terpengaruh kenaikan harga nasi dengan lauk, rokok kretek dan rokok kretek filter.
“Namun, harga gula pasir mengalami penurunan dan menyumbang deflasi 0,01 persen, karena kebijakan Kementerian Perdagangan yang menetapkan harga eceran tertinggi,” ujar Suhariyanto.
Kelompok pengeluaran lainnya adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang menyumbang inflasi sebesar 0,35 persen, karena masih terdampak dari penyesuaian tarif listrik dengan daya 900 VA pada periode ini.
“Penyesuaian tarif listrik ini menyumbang inflasi 0,06 persen. Penyesuaian tarif pasca bayar pada Mei ini bisa berdampak pada Juni,” tambah Suhariyanto.
Suhariyanto menambahkan kelompok kesehatan menyumbang inflasi sebesar 0,37 persen karena naiknya tarif rumah sakit dan kelompok sandang mengalami inflasi 0,23 persen karena naiknya harga baju muslim wanita.
Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, ikut menyumbang inflasi sebesar 0,23 persen, karena naiknya harga bensin jenis pertamax dan pertamax plus serta tarif angkutan udara.
“Meski demikian tarif pulsa untuk ponsel mengalami penurunan dan tercatat deflasi pada Mei sebesar 0,01 persen,” kata Suhariyanto.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka