Surabaya, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kenaikan harga tempe di pasaran menjadi salah satu pendorong terjadinya inflasi di Jawa Timur sebesar 0,05 persen pada Februari 2022.
Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (1/3), mengatakan beberapa komoditas lain yang juga menjadi pendorong inflasi di provinsi itu antara lain mobil, bawang merah, kontrak rumah, sewa rumah, sabun detergen bubuk/cair, tomat, rokok kretek filter, upah asisten rumah tangga, dan pengharum cucian/pelembut.
Dadang menyebut secara umum inflasi di wilayah setempat terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, tujuh mengalami inflasi, dua kelompok deflasi, serta dua kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,78 persen, disusul perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,56 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,34 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen, lalu pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,10 persen.
Sedangkan untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, kata Dadang, adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,57 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,04 persen.
Adapun kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan adalah pendidikan dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Ia mengatakan tingkat inflasi tahun kalender 2022 sebesar 0,50 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,42 persen.
Sementara itu berdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur sepanjang Februari 2022, lima kota mengalami inflasi dan tiga kota deflasi.
Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Kediri sebesar 0,20 persen, diikuti Malang sebesar 0,18 persen, Jember sebesar 0,06 persen, Surabaya sebesar 0,04 persen, dan Madiun sebesar 0,03 persen.
Sedangkan kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Probolinggo sebesar 0,18 persen, diikuti Sumenep sebesar 0,16 persen dan Banyuwangi sebesar 0,15 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin